Rabu, 29 Juli 2015

Kasus Angeline

Callista Rukmi Astanti, teman Margriet Christina Megawe (Margaret), mengatakan selama tinggal selama 1,8 tahun di rumah Margaret, belum pernah melihat Angeline dibelikan pakaian bagus dan makanan enak.

"Saya selama di sana, tidak pernah melihat Angeline dibelikan baju bagus oleh Margaret," kata Callista di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Denpasar, Bali, Jumat (3/7/2015).

Callista adalah saksi yang memberatkan Margaret dalam kasus penelantaran Angeline. Callista dihadirkan oleh Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Denpasar ke kantor polisi.

“Margaret lebih sayang kepada hewan piaraan, seperti anjing dan kucing. Angeline tidak pernah diurus sama dia," katanya.

Menurut Callista hak-hak Angeline sebagai anak tidak terpenuhi.

"Dia tidak seperti ibu yang lainnya memberikan kasih sayangnya ke pada anak sendiri," katanya.

Callista mencontohkan sejak umur tiga tahun, Angeline sudah disuruh Margaret mandi sendiri. Saat sakit, bukannya dibawa ke dokter, malah cuma dicarikan obat di warung-warung kecil.

Callista juga pernah menyaksikan Margaret memukul dan mencubit badan Angeline sampai memar.

“Selain di pukul dan di cubit, saya melihat dengan mata kepala kalau badannya memar. Biru-biruan bekas cubitan. Baik di paha dan di punggung," ujarnya.

Waktu itu, Callista sempat menegur dan melarang Margaret untuk mengulang perbuatannya, tapi justru Callista dimarahi.

"Dia berkata seperti ini kepada saya, 'saya sudah membesarkannya, menghidupi hingga besar seperti itu.' Dia kalau manggil anaknya ini juga selalu teriak-teriak," katanya.

Angeline diadopsi Margaret sejak umur tiga hari pada 2007. Sejak itu, Angeline belum pernah bertemu orangtua kandung, Hamidah dan Rosidik.

Dalam kasus Angeline, polisi sudah menetapkan dua orang menjadi tersangka kasus pembunuhan. Pertama, Agus, orang yang pernah menjadi pembantu Margaret dan kedua Margaret. Sebelumnya, Margaret juga sudah ditetapkan menjadi tersangka kasus penelantaran anak.

Bocah kelas 2-B di SDN 12 Kesiman, Sanur, Denpasar, sebelumnya dilaporkan orangtua angkatnya hilang pada Sabtu (16/5/2015).

Tapi ternyata, jasad Angeline ditemukan dalam kondisi terkubur di halaman belakang rumah Margaret, dekat kandang ayam, Rabu (10/6/2015).

Jenazah Angeline ditemukan dalam keadaan tertelungkup memeluk boneka barbie dan dibungkus kain sprei putih.

Dari hasil autopsi RS Sanglah, di lehernya ditemukan bekas jeratan dan banyak sekali tanda kekerasan akibat benda tumpul, bahkan sundutan rokok di tubuh bocah tersebut. Ia juga menjadi korban perbuatan asusila yang dilakukan Agus. Kekerasan yang diterima Angeline diduga sudah berlangsung lama.

Sumber : http://www.suara.com/news/2015/07/03/160217/cerita-saksi-kasus-angeline-yang-bikin-merinding

Tidak ada komentar:

Posting Komentar