Minggu, 21 Juni 2015

Bahasa Indonesia 2 #Tugas 1 (Dampak Gadged)

Gadged "Menjauhkan yang dekat , mendekatkan yang jauh" (tugas sunnah)


Hal tersebut memang benar terjadi, karena ketika social media menjadi bagian hidup dan smartphone seperti Blackberry tidak bisa ditinggalkan, semua orang menjadi tergantung dengan gadget, karena desire mereka untuk tetap connect dan anxiety mereka kalau tidak membawa gadget ke mana-mana bahkan ke toilet sekalipun.

Fenomena tersebut adalah hal yang biasa, karena dunia semakin horizontal, semakin flat seperti TV jaman sekarang. Bukan karena dunia secara fisik sudah berubah, tetapi inovasi, teknologi, dan perilaku manusia yang akhirnya mengubah dunia menjadi flat. Dunia menjadi horizontal sejak adanya world wide web (www) yang membuat dunia tidak lagi memiliki batasan ruang dan waktu, walaupun bukan secara fisik. Dunia maya sangat menarik untuk dijelajahi.
Namun, hal tersebut menjadi paradoks dalam kehidupan nyata.. semua orang menjadi sangat ‘individual’, dan mengapa istilah ‘autis’ karena gadget menjadi semarak beberapa waktu lalu. Lihat saja di rumah makan di Mall, satu keluarga memegang gadget nya masing-masing, dengan ‘dunia’ nya masing-masing. Istilah Menjauhkan yang dekat dan Mendekatkan yang jauh menjadi kenyataan..

Dalam kehidupan nyata.. semua menjadi semakin individu, produk-produk pun dibuat semakin individual.. Contoh saja Coca-Cola yang mengeluarkan edisi compact, yang lebih individual.. Campaign marketing menjadi semakin individu..

Namun, di sisi yang lain.. kasus Prita menjadi sangat marak di dunia maya, semua orang mendukung Prita, padahal mereka belum tentu mengenal siapa Prita sebenarnya.. Tetapi dunia maya membuat orang menjadi simpatik ,menjadi tidak individual paradoks bukan? Social media seperti facebook, twitter menjadi dunia yang ‘lebih nyata’.

Mengapa demikian? Bisa jadi karena orang sudah ‘capek dengan realita’ dan tidak lagi percaya dengan pernyataan-pernyataan yang tidak ada realisasinya.. Namun di dunia maya, sepertinya orang mendapatkan ‘harapan baru’ yang memberikan mereka keleluasaan dengan kehidupan sosial yang ‘lebih jujur’ dan apa adanya..
Yang ditangkap oleh empunya social media adalah pemilik account di social media bagaimana mereka bisa menampilkan diri secara ‘apa adanya’ tanpa adanya judgement yang seringkali terjadi di dunia nyata. Hal tersebut lah yang membuat orang menjadi sangat mencintai social media, karena ‘kebutuhan’-nya terpenuhi.. apalagi orang menjadi semakin narsis saat ini, moment yang tepat untuk mengaktualisasikan diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar